Posts

Showing posts from April, 2016

Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

Image
1. Litosol Jenis tanah ini merupakan tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (<30 cm), dan kadang-kadang merupakansingkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beraneka ragam dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim. 2. Aluvial Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacammacam, dan kesuburannya berkisar antara sedang hingga tinggi.Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan (depresi). Tanah aluvial banyak terdapat di Kalimantan Selatan dan Tengah, Papua bagian selatan, Sumatera bagian timur dan Jawa bagian utara. 3. Regosol Jenis tanah ini masih muda, belum

Derajat Keasaman Tanah (pH)

Image
Merupakan suatu ukuran aktifitas ion hidrogen dalam larutan air tanah. Tanah masam disebabkan oleh jumlah unsur  H +  lebih tinggi. Tanah basah (alkaline) disebabkan kandungan ion O H +  lebih tinggi daripada ion  H + Tanah netral disebabkan kandungan ion  H +  sama dengan ion O H -  atau tanah yang memiliki pH=7 Manfaat pH (Potential of Hidrogen) Tanah Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Tabel Tingkat Keasaman Tanah Derajar Keasaman(pH) Sifat Tanah < 4,5 4,6 – 5,0 5,1 – 5,5 5,6 – 6,0 6,1 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,0 8,1 – 9,0 > 9,1 Sangat Asam Asam Agak Asam Sedikit Asam Kurang Asam Netral Sedikit Alkaline / Basa Agak Alkaline / Basa Sangat Alkaline / Basa Cara memperbaiki pH (Potential of Hidrogen) Tanah Tanah yang sangat asam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur Tanah yang

Menurut Para Ahli Geografi (faktor persebaran flora & fauna)

Image
A. ABIOTIK 1. KLIMATIK ( IKLIM ) Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang memengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan. a. SUHU Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingka

Serba Serbi

1. DERAJAT KEASAMAN TANAH (pH) 2. JENIS JENIS TANAH DI INDONESIA 3. EL NINO dan LA NINA 4. TAKSONOMI TANAH 5. GEOGRAFI 6. INDUSTRI 7. ILMU PENUNJANG GEOGRAFI 8. Demografi 9. DAMPAK GLOBAL WARMING 10. ASAP JEJAK PESAWAT 11. SKALA GEMPA BUMI 12. BULAN ATAU LUNA 13. GEOGRAFI KLASIK 14. TAHUN MASEHI DAN TAHUN HIJRIYAH 15. LETAK ASTRONOMIS INDONESIA 16. PLANET 17. REVOLUSI BUMI DAN PERUBAHAN MUSIM 18. BULAN SINODIS DAN BULAN SIDERIS 19. PIRAMIDA PENDUDUK

EKOLABEL

Image
Sertifikat ekolabel adalah sebuah label produk yang menunjukkan bahwa produk tersebut diproduksi dengan mengindahkan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan hidup. Dengan ini konsumen dapat mengetahui mana produk yang ramah lingkungan dan mana yang tidak. Sertifikat ekolabel untuk produk yang bahan bakunya berasal dari sumber daya alam, dan menunjukkan produk tersebut benar-benar berasal dari sumber daya alam yang dikelola secara lestari serta proses produksinya tidak merusak lingkungan. Ada tiga kriteria utama konsep kelestarian sumber daya alam di dalam sertifikasi ekolabel. Ketiga kriteria itu adalah kelestarian produksi, ekologi, dan sosial budaya. Dalam sertifikasi ekolabel, ada dua prinsip yang dipegang teguh. Pertama , sertifikasi ini bersifat sukarela sesuai dengan kebutuhan pasar   (market-based approach) . Kedua , proses sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang independen. Di Indonesia, sertifikasi ekolabel baru diterapkan terhadap produk

Potensi Wisata Budaya Tradisional Sebagai Bentuk Ekonomi Kreatif

Image
Kekayaan alam dan budaya di Indonesia sangat beranekaragam, hal tersebut menjadi sebuah potensi dalam bidang pariwisata. Selain keindahan alam Indonesia, budaya tradisional juga dapat dijadikan sebagai potensi untuk meningkatkan bidang pariwisata, salah satunya dalam pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif sebagai potensi wisata budaya tradisional bertujuan bersumber dari seni budaya dan tradisi serta kearifan lokal masyarakat adat. Oleh karena itu, ekonomi kreatif mempunyai peranan untuk mempromosikan sekaligus melestarikan budaya tradisional. Contoh daerah-daerah di Indonesia yang telah mengembangkan ekonomi kreatif sebagai potensi budaya tradisional adalah sebagai berikut: a. Daerah Tapanuli, Sumatra Utara Di daerah ini berbagai budaya tradisional telah dikembangkan menjadi ekonomi kreatif tari tor-tor, rumah adat bolon, dan kain ulos. b. Daerah Kampung Laweyan Solo, Jawa Tengah Sejak abad XIV, Laweyan sudah menjadi pasar perdagangan pakaian.saat ini, L

Marfologi Laut

Image
Relief dasar laut antara lain sebagai berikut. 1.   Landasan benua   (contenental shelf), adalah dataran luas di dasar laut dangkal yang melandai dengan kedalaman rata-rata 200 m yang terletak di sepanjang pantai atau tepi benua. Contoh: Dangkalan Sahul yang terletak di antara Benua Australia dan Pulau Papua, Dangkalan Sunda yang terletak di antara Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. 2.  Gunung Laut , adalah gunung yang dasarnya di dasar laut, baik yang puncaknya menjulang di atas permukaan laut atau tidak. Contoh: Gunung Krakatau. 3.  Palung laut atau  trench , adalah dasar laut yang sangat dalam, sempit, mempunyai dinding yang terjal dan curam dengan kedalaman lebih dari 5.000 m. Contoh: Palung laut Mindanau. 4.  Guyot  merupakan bekas gunung api yang puncaknya datar dan tenggelam karena tererosi. 5.  Lubuk laut atau  bekken  atau   Basin   adalah dasar laut yang bentuknya cekung seperti lembah di dasar laut. 6.  Atol  adalah pulau karang di laut yang be

Zona Laut

Image
1. Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya a.  Zona Litoral  (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis pasang naik dan pasang surut. b.  Zona Neritik  (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut. 1.     Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m. 2.     Sinar matahari masih tembus ke dasar laut. 3.     Pada zona ini banyak binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting artinya bagi  kehidupan manusia. 5.     Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, 6.     Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru. c.  Zona Batial  (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut. 1)     Kedalamannya antara 200–2000 m. 2)     Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga binatang-binatang lautnya. d.  Zona Abissal  (wilayah laut sangat dalam), dengan ketentuan sebagai berikut: Kedalamannya anta

Denudasi

Image
Antara denudasi dengan erosi dan pelapukan saling terkait, karena tenaga yang bekerja dalam proses denudasi (perombakan) adalah erosi dan pelapukan. Bentang alam hasil proses apa pun bisa saja mengalami perombakan. Proses denudasi ini akan menghasilkan beberapa fenomena antara lain seperti berikut. 1) Lereng Puing Tebing atau lereng gunung terdenudasi sehingga menghasilkan lereng puing di kaki gunung. 2) Longsoran Bukit Selain lereng puing, denudasi juga menghasilkan materi longsoran yang bisa saja menimbulkan rockfall dan landslide.

Sedimentasi atau Pengendapan

Image
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda. Berikut adalah ciri bentang lahan akibat proses pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya. a) Pengendapan oleh air sungai (1) Meander (2) Oxbow lake (danau Tapal Kuda) (3) Delta (4) Tanggul alam (5) Kipas Aluvial b) Pengendapan oleh air laut Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai c) Pengendapan oleh angin Sedimen hasil pengendapan oleh angina disebut  sedimen aeolis . Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat ber

Pengikisan atau Erosi

Image
Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi. Ada empat jenis erosi bila dilihat dari zat pelarutnya, yaitu sebagai berikut. a) Ablasi Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Air yang mengalir menimbulkan banyak gesekan terhadap tanah yang dilaluinya Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa tingkatan, sesuai dengan tingkatan kerusakannya, yaitu sebagai berikut,     (A) Erosi percik  (Splash Erotion) Erosi percik yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh percikan air. Percikan tersebut berupa partikel tanah dalam jumlah yang kecil dan diendapkan di tempat lain. (B) Erosi lembar   ( Sheet Erosion ) Erosi lembar yaitu proses pengikisan tanah yang tebalnya sama atau merata dalam suatu permukaan tanah. (C) Erosi alur   ( Rill Erosion ) Erosi alur terjadi karena air yang mengalir berkum

Mineral Non-Silikat

NAMA-NAMA KELOMPOK MINERAL NON-SILIKAT NAMA ANGGOTA SENYAWA KIMIA Oxides Hematite Magnetite Corrundum Chromite Ilmenite Fe 2 O 3 Fe 3 O 4 Al 2 O 3 FeCr 2 O 4 FeTiO 3 Sulfides Galena Sphalerite Pyrite Chalcopyrite Bornite Cannabar PbS ZnS FeS 2 CuFeS 2 Cu 5 FeS 4 HgS Phosphates Apatite Turquoise Ca 5 (F,Cl,OH)PO 4 CuAl 6 (PO 4 ) 4 (OH) 8 Halides Halite Flourite Sylvite NaCl CaF 2 KCl Sulfates Gypsum Anhydrite Barite CaSO 4 ,2H 2 O CaSO 4 BaSO 4 Carbonates Calcite Dolomite Malachite Azurite aCO 3 CaMg(CO 3 ) 2 Cu2(OH) 2 CO 3 Cu 3 (OH) 2 (CO 3 ) 2 Hydroxides Limonite Bauxite FeO(OH).nH 2 O Al(OH) 3 .nH 2 O Native Elements Gold Cooper Diamond Sulfur Gra

PopCasH