PEDOSFER

Pedosfer merupakan kulit terluar litosfer yang terdiri atas tanah dan batuan induk pembentuk tanah. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan, bahan anorganik, bahan organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut Pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut Pedogenesa.

Tanah mempunyai penyebaran ke arah vertikal dan ke arah horizontal. Penyebaran ke arah vertikal dari permukaan sampai pada batuan induk (bedrock), sedangkan penyebaran ke arah horizontal kurang sejajar dengan permukaan bumi. Lapisan tanah atas (top soil) merupakan bagian yang optimum bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan. Komponen tanah adalah mineral, bahan organik, air, dan udara. Keadaan tanah yang serasi menjadi habitat tumbuh-tumbuhan apabila perbandingan komponen-komponen itu terdiri atas mineral 45%, bahan organik 5%, air antara 20% - 30%, dan udara tanah 20% - 30%.

Keterangan horizon tanah:
Horizon O (tanah Humus)
Horizon ini dapat kita temukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Horizon O merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.

Berikut adalah ciri- ciri tanah humus :
  • lapisan tanah berwarna gelap
  • daya serap tinggi, baik untuk pertumbuhan tanama
  • terbentuk dari bagian tumbuhan (daun, rantung) yang telah membusuk dan lapuk
  • Banyak di jumpai di daerah dengan iklim tropis
  • terdapat di lapisan tanah bagian paling atas (ketebalan kurang lebih 5 cm)
Horizon A (Top Soil)
Horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A merupakan horizon yang mengalami pencucian (eluviasi). Berwarna agak gelap, tempat pertumbuhan akar.

Horizon B (Sub Soil)
Horizon yang terbentuk dari proses penimbunan (iluviasi) dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon A.

Horizon C (Regolith)
Horizon C tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit pelapukan dan bersifat tidak subur.

Horizon R / D (Badrock)
Horizon R tersusun atas batuan keras yang belum terlapukkan.

FAKTOR PEMBENTUK TANAH

Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
Ada beberapa faktor penting yang memengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor faktor tersebut dapat diformulasikan melalui rumus sebagai berikut.

Keterangan:
T = tanah      b = bahan induk
f = faktor       t = topografi
i = iklim       w = waktu
o = organisme

Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam penjabaran sebagai berikut.

a. Iklim

Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Jika suhu tinggi, proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan penyucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

b. Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah, antara lain sebagai berikut.
  • Cacing
  • undur-undur
  • ulat gendon
  • semut
c. Bahan Induk

Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan induk akan hancur menjadi bahan induk, mengalami pelapukan, dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk yang masih terlihat, seperti tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan mem bentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari penyucian asam silikat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.

d. Topografi/Relief

Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi pembentukan tanah, antara lain sebagai berikut.
a)    Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah dengan topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya menjadi lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi proses sedimentasi.
b)    Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang drainasenya jelek sering tergenang air. Keadaan ini akan menyebabkan tanahnya menjadi asam.

e. Waktu
Tanah merupakan benda yang terdapat di alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan penyucian yang terjadi terus menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara akan habis karena mengalami pelapukan sehingga yang ter tinggal adalah mineral yang sukar lapuk, seperti kuarsa. Akibat proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka induk tanah berubah ber turut-turut menjadi muda, tanah dewasa, dan tanah tua. Tanah muda ditandai oleh adanya proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvialregosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horizon B. Misalnya, tanah andosollatosol, dan grumosol. Tanah tua ditandai oleh proses pembentukan tanah yang berlangsung terus-menerus sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horizon A dan B. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit). Lamanya waktu pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memer lukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.

Comments

PopCasH

Popular posts from this blog

Piramida Penduduk

MATERI POKOK BAHASAN KELAS X

Objek Studi Geografi