PEMANASAN GLOBAL


Pemanasan global adalah gejala naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan. Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, di mana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Istilah efek rumah kaca berasal dari para petani iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Dalam rumah kaca dipasang pemanas sehingga ruangan dalam rumah kaca dapat dipanaskan pada waktu yang diperlukan.

Biasanya pemanas digunakan pada malam hari, musim gugur, musim dingin, dan musim semi.  Dengan adanya pemanas, maka petani dapat menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan sepanjang tahun meskipun suhu di luar sangat dingin tetapi suhu di dalam rumah kaca tetap panas. Hal ini terjadi karena cahaya matahari dapat menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar inframerah. Dengan ini, udara di dalam rumah kaca yang suhunya naik dan panas terperangkap di dalam rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca pun lebih tinggi daripada di luarnya.

Efek Rumah kaca ditimbulkan oleh gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang paling besar yang membentuk di lapisan atmosfer adalah CO2. Selama ini kita menganggap CO2 sebagai suatu polutan karena CO2 tidak beracun. Namun, karbon dioksida (CO) merupakan gas rumah kaca yang penting yang paling banyak dihasilkan dan merupakan sebab yang signifikan dalam pemanasan global. Selain CO, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) nitrogen dioksida (NO), serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Pemanasan global ini pada akhirnya membawa dampak terjadinya perubahan Iklim yang memengaruhi kehidupan di bumi, melalui adanya perubahan musim secara ekstrem, mengakibatkanterganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global juga mengakibatkan mencairnya gununggunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Meningkatnya permukaan air laut berpengaruh besar terhadap negara kepulauan karena pulau-pulau yang ada di daratan rendah akan terendam air laut. Selain itu, perubahan iklim menyebabkan musim kemarau yang berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan dan meningkatnya frekuensi kebakaran, yang diikuti dengan kenaikan intensitas curah hujan yang menyebabkan banjir. Meningkatnya penyebaran penyakit tropis (seperti malaria dan demam berdarah), serta sebagian flora dan fauna terancam punah karena tidak bisa beradaptasi dengan suhu yang meningkat. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global adalah sebagai berikut.

1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya tak terbaharukan (air dan sinar matahari).
2) Mengurangi kebutuhan energi BBM dan listrik PLN.
3) Penggantian CFC dengan teknologi yang tidak merusak ozon.
4) Menggunakan predator alami untuk membasmi hama tanaman.
5) Memelihara pepohonan dan menanam pohon yang lebih banyak.
6) Dalam rumah tangga biasakan melakukan penghematan energi.
7) Mengurangi sampah.

Pengurangan gas efek rumah kaca merupakan tanggung jawab seluruh negara, maka diperlukan konferensi internasional untuk mengurangi gas efek rumah kaca. Kesepakatan yang pernah dilakukan  di antaranya, Earth Summit di Rio de Jeneiro pada tahun 1992, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk melaksanakan pengurangan gas rumah kaca dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto. Perjanjian ini menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5% di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012.

Faktor-Faktor Penyebab Pemanasan Global


Polusi Karbondioksida berasal dari pembangkit listrik bahan bakar fosil. Ketergantungan yang semakin meningkatkan pada listrik bahan bakar fosil mengakibatkan semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa dari pembakaran ke atmosfer. Kebutuhan ini akan semakin terus meningkat setiap harinya. Percepatan penggunaan energi alternatif perlu segera di laksanakan


Gas Metana dari perternakan dan pertanian. Gas Metana menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca. Gas ini dapat berasal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, seperti misalnya diarea persawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, seiring dengan meningkatnya jumlah populasi dari hewan ternak mengakibatkan produksi dari gas metana meningkat yang dilepaskan ke atmosfer.

Aktivitas penebangan liar pohon - Seiring bertambahnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan dasar, membuat sejumlah pepohonan kita semakin lama semakin berkurang. Hutan sebagai tempat pohon tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi, dan penebangan liar. Padahal, fungsi hutan sangat penting sekali sebagai paru-paru dunia dan untuk mendaur ulang karbondioksida yang terdapat di atmosfer bumi.

Penggunaan pupuk Kimia yang berlebihan - penggunaan pupuk kimia yang semakin meningkat juga memicu kerusakan pada lapisan ozon. Pupuk kimia sangatlah berbahaya bagi lingkungan. Harus diketahui bahwa pupuk kimia mengandung kandungan gas nitrogen oksida yang notabene memiliki kapasitas 300 kali lipat lebih panas jika dibandingkan dengan gas karbondioksida. Pakailah secara bijak, jangan berlebihan. 

Efek rumah kaca – seluruh sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari energi Matahari yang sebagian besar berupa radiasi gelombang pendek. Saat energi tersebut sampai di permukaan bumi, energi tersebut akan berubah menjadi panas yang dapat menghangatkan bumi. Tetapi tidak semua panas yang sampai di permukaan bumi akan diserap, sebagiannya lagi akan dipantulkan kembali ke luar angkasa. Akan tetapi sebagian dari panas yang dipantulkan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi sebab menumpuknya gas rumah kaca (seperti: karbon dioksida, sulfur dioksida, metana & uap air). Hal ini terjadi sebab gas-gas itu mampu menyerap dan memantulkan energi panas dalam bentuk radiasi gelombang yang dipancarkan bumi. Sehingga akibatnya energi panas tadi akan terus tersimpan di permukaan bumi. Proses ini akan terus terjadi dari waktu ke waktu, dan akibatnya suhu rata-rata di permukaan bumi-pun terus meningkat. Dimana model rumah kaca baik itu rumah, terutama gedung-gedung ataupun tempat yang memakai konsep bangunan kaca dapat memantulkan cahaya ke udara/atmisfer, bukannya menyerap sinar matahari. Sehingga dampak dari konsep rumah kaca sangatlah berpengaruh terhadap pertambahan serta peningkatan pemanasan global.

Comments

PopCasH

Popular posts from this blog

Piramida Penduduk

MATERI POKOK BAHASAN KELAS X

Objek Studi Geografi