Perairan Darat
Air di daratan sebagian besar
berasal dari curah hujan. Air hujan ini sebagian meresap ke dalam tanah, ada
yang mengalir pada permukaan tanah melalui sungai kemudian terus ke laut. Ada
juga yang mengalir ke danau atau ke rawa-rawa, sebagian ada yang menguap
langsung atau melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang-binatang. Kesemuanya akan
mengalir kembali ke laut. Dari laut airnya akan menguap dan akhirnya menjadi
hujan, kemudian menuju ke daratan lagi. Perairan darat meliputi air tanah,
sungai, danau, dan rawa.
A. Air Tanah
(Groundwater)
Sumber air tanah berasal dari air
hujan (vadose water) yang masuk meresap ke dalam pori-pori tanah atau
batuan dan menempati lapisan batuan yang lolos air (permeable). Batas
antara air tanah dangkal dan air tanah dalam merupakan lapisan batuan yang
kedap air (impermeable). Lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang
mengandung air dan dapat dirembesi air disebut akuifer. Air tanah dalam berada
di antara dua lapisan kedap air. Jadi, seolah-olah air tanah ini ditekan oleh
kedua lapisan kedap tersebut. Akibat adanya daya tekan, air memancar keluar ke
permukaan tanah melalui patahan atau retakan batuan secara alami. Air yang
memancar ini disebut artesis. Apabila tanah digali atau dibor sampai air tanah
dalam maka air memancar melalui lubang sumur yang disebut sumur artesis.
Lapisan tanah
kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat
lapisan yaitu:
1.
Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan
mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan bersifat permeabel, seperti
pasir, kerikil, dan batupasir yang retak-retak;
2.
Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat
menyimpan tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti, seperti
lempung
3.
Aquifuge, yaitu lapisan yang tidak menyimpan dan
mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuan yang kompak
4.
Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang
dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang
terbatas, contoh batuan sedimen
Berdasarkan
jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh bagian, yaitu sebagai
berikut:
1.
Meteoric water (vadose water),
yaitu air tanah yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah
yang tak jenuh.
2.
Connate water (air tanah tubir), yaitu
air tanah yang terperangkap dalam rongga-ronggga batuan endapan, sejak
pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga
batuan beku leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur ke luar ke permukaan.
Asalnya mungkin dari air laut atau air darat.
3.
Fossil water (air fosil), yaitu
air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal di dalam
batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang istilah ini
disamakan dengan Connate water.
4.
Juvenil water (air magma), yaitu air
yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air
permukaan.
5.
Pelliculkar water (air pelikular/ari), yaitu
air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
6.
Phreatis water (air freatis), yaitu
air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang).
Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap)
atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
7. Artesian
water (air artesis), yaitu air yang berada di antara dua
lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air
tersebut dalam keadaan tertekan. Oleh karena itu, air artesis dinamakan
juga air tekanan (pressure water).Apabila air tanah ini memperoleh
jalan keluar, baik disengaja maupun tidak, maka akan keluar dengan kekuatan
besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.