PERKEMBANGAN KOTA DAN ALIH FUNGSI LAHAN


Teori-teori Perkembangan Kota

Teori konsentris  dari Ernest W. Burgess
Ernest.W.Burgess meneliti struktur ruang kota Chicago, teori ini menyatakan bahwa daerah perkotaan telah berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris. Menurut Burgess, suatu kota akan berkembang membentuk lima zone konsentris yang di setiap zone mencerminkan penggunaan lahannya.

Zone 1 : Daerah ini merupakan pusat segala kegiatan, antara lain sosial, politik, budaya, ekonomi dan teknologi. Terdapat pusat pertokoan besar (Dept Store), gedung perkantoran bertingkat, bank, hotel, restoran dan sebagainya.

 Zone 2:Daerah Peralihan (DP )atau zone transisi
Zone ini merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terus menerus, dan makin lama makin hebat. Penyebabnya karena adanya intrusi fungsi yang berasal dari zone 1 sehingga perbauran  permukiman dengan bangunan non permukiman mempercepat penurunan kualitas lingkungan. Perdagangan dan industri dari zone 1 banyak  mendesak daerah permukiman. Di daerah ini sering terdapat daerah kumuh
(slums area), dan penduduknya yang miskin.

Zone 3: Zone permukiman para pekerja yang bebas (ZPPB) atau zone of independent workingmenshomes, zone permukiman kelas proletar
Zone ini banyak ditempati pekerja-pekerja pabrik, industri dan lain sebagainya yang berpenghasilan kecil. Ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil dan rumah susun sederhana yang dihuni keluarga besar. Kondisi permukiman lebih baik dibandingkan dengan zone 2, walaupun sebagian penduduknya masih masuk kategori  menengah kebawah.

Zone 4: Zone permukiman yang lebih baik (ZPB), atau zone permukiman kelas
menengah(residential  zone)
Zone ini merupakan kompleks perumahan penduduk yang berstatus ekonomi menengah-tinggi. Walaupun status ekonomi penduduknya tidak sangat baik, tetapi stabil, permukiman teratur. Fasilitas permukiman terencanan dengan baik sehingga tempat tinggal cukup nyaman.

Zone 5: Zone penglaju atau commuters zone
Zone ini merupakan daerah yangmemasuki daerah belakang (hinterland), atau merupakan daerah batas desa-kota. Penduduk bekerja di kota tetapi bertempat tinggal di pinggiran kota.
Model ini jarang terjadi, karena perkembangan kota tidak selalu membentuk zone konsentris yang ideal. Pola keruangan kota menurut Burgess dapat digambarkan sebagai berikut:


Teori Sektor Homer Hoyt

Menurut teori ini struktur ruang kota cenderung lebih berkembang berdasarkan sektor sektor dari pada berdasarkan lingkaran-lingkaran konsentis. DPK atau CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian-bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue tart. Hal ini terjadi  akibat faktor geografis, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi. Menurut Homer Hoyt,
struktur ruang kota berkembang sebagai berikut:

1.   Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri atas: bangunan- bangunan kantor, hotel,bank,bioskop, pasar dan pusat perbelanjaan;
2.   Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan;
3.   Dekat pusat kota dan dekat sektor di atas, yaitu bagian sebelah menyebelahnya, terdapat sektor murbawiama yaitu tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh;
4.   Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan terletak sektor madyawisma;
5.   Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu permukiman golongan atas.

Di bawah ini adalah gambar struktur ruang kota menurut Homer Hoyt

  
Teori Inti Berganda

Teori Inti Ganda dikembangkan oleh C.D. Harris dan E.L.Ullman.Menurut mereka, struktur ruang kota tidaklah sesederhana dalam teori konsentris karena sebenarnya tidak ada urutan-urutan yang  teratur. Dapat terjadi, dalam suatu kota terdapat tempat-tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan baru. Keadaan tersebut telah menyebabkan adanya beberapa inti dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya:komplek atau wilayah perindustrian, pelabuhan, komplek  perguruan tinggi, dan kota-kota kecil di sekitar kota besar.
Struktur ruang kota menurut teori inti berganda, merupakan kawasan kawasan sebagai
berikut:


1. Pusat kota atau CBD;
2. Kawasan niaga dan industri ringan;
3. Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah;
4. Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah;
5. Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi;
6. Pusat industri berat;
7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran;
8. Upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma;
9. Upakota (suburban) kawasan industri.


Comments

PopCasH

Popular posts from this blog

Piramida Penduduk

MATERI POKOK BAHASAN KELAS X

Objek Studi Geografi