FERTILITAS DAN MORTALITAS
1. Fertilitas/Angka Kelahiran
Fertilitas
merupakan gambaran mengenai jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah pada
periode waktu tertentu. Fertilitas atau angka kelahiran disebut juga natalitas.
Secara
umum angka kelahiran atau fertilitas diklasifikasikan menjadi 2, yaitu angka
kelahiran kasar dan kelahiran menurut kelompok usia.
a)
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR)
Angka
kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari
setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu. Untuk menghitung angka
kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
CBR
= angka kelahiran kasar
B
= jumlah bayi yang lahir hidup
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
b)
Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia (Age Specific Fertility Rate
=ASFR)
Angka
kelahiran menurut kelompok usia, yaitu angka yang menunjuk kan banyaknya bayi
lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita perkelompok umur pada usia
reproduksi dalam periode tahun tertentu. Dalam demografi, interval usia yang
biasa digunakan adalah lima tahun. Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi
adalah 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan 45–49 tahun.
Untuk
menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia digunakan rumus sebagai
berikut.
Keterangan:
ASFRx
= angka kelahiran menurut kelompok usia
Bx
= jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok usia tertentu
Pf
= jumlah penduduk wanita usia subur pada
kelompok umur tertentu
k
= konstanta, nilainya 1.000
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya angka kelahiran yaitu
1. Perkawinan di usia muda.
2. Anggapan bahwa banyak anak berarti banyak rezeki.
3. Kebutuhan tenaga kerja.
4. Kurangnya informasi tentang keluarga berencana.
5. Keinginan memperoleh anak laki-laki.
Sedangkan
faktor-faktor yang menghambat kelahiran (antinatalitas), antara lain:
1. Pelaksanaan program keluarga berencana.
2. Adanya undang-undang perkawinan yang membatasi usia pernikahan,
untuk wanita minimal 16 tahun dan laki-laki minimal berusia 19 tahun.
3.
Adanya anggapan anak
menjadi beban keluarga.
4.
Adanya pembatasan
tunjangan anak untuk pegawai negeri, yaitu tunjangan yang diberikan hanya
sampai anak ke 3. (peraturan tahun 2013)
5. Penundaan usia perkawinan.
2. Mortalitas
Faktor
kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk adalah angka kematian atau
mortalitas. Mortalitas adalah angka yang mem berikan gambaran mengenai jumlah
penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap seribu penduduk.
1)
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)
Angka
kematian kasar menunjukkan banyaknya jumlah penduduk yang meninggal dunia dari
tiap-tiap seribu penduduk. Untuk menghitung angka kematian kasar pada suatu
wilayah digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan
CDR
= angka kematian kasar
D
= jumlah penduduk yang meninggal dunia
P
= jumlah penduduk
k
= konstanta, nilainya 1.000
2)
Angka Kematian Menurut Usia (Age Spesific Death Rate = ASDR)
Angka
kematian menurut usia menunjukkan jumlah penduduk yang meninggal dunia dari
seribu penduduk pada kelompok usia tertentu. Angka kematian menurut kelompok
usia dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan
ASDR
= angka kematian menurut kelompok usia
Dx
= jumlah penduduk yang meninggal pada
kelompok usia tertentu
Px = jumlah
penduduk pada kelompok usia tertentu
k = konstanta,
nilainya 1.000
3)
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka
kematian bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dunia dari seribu bayi yang
lahir hidup pada periode tahun tertentu. Infant mortality merupakan
salah satu indikasi kualitas penduduk, yaitu berhubungan dengan tingkat
kesehatan ibu dan anak, pemenuhan
gizi keluarga, dan kesiapan fisik saat proses persalinan. Perhitungan angka
kematian bayi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
IMR
= angka kematian bayi
Do
= jumlah kematian bayi
B
= jumlah kelahiran hidup
Berdasarkan
jumlah kematian bayi, IMR dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1)
IMR < 35 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi rendah.
2)
IMR 35–75 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi sedang.
3)
IMR 75–125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi tinggi.
4)
IMR > 125 jiwa per 1.000 kelahiran, berarti angka kematian bayi sangat
tinggi.
Tinggi
rendahnya tingkat kematian dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat
kematian.
a.
Faktor pendukung kematian (Promortalitas)
Promortalitas
merupakan faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah kematian. Tingginya
kematian bisa saja terjadi secara natural/alami maupun karena kurangnya perhatian
pada kesehatan dan prasarana
pendukungnya.
b.
Faktor penghambat kematian (Antimortalitas)
Antimortalitas
merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kematian. Faktor penghambat
kematian bisa kamu temukan jika kamu telah menyimpulkan faktor-faktor yang
mendukung kematian. Karena faktor penghambat kematian berbanding terbalik dengan
pendukung kematian.
Comments
Post a Comment