INTERAKSI DESA KOTA
Interaksi
merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap
perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang
didengar, atau surat kabar. Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau
lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Interaksi antarkota
dapat terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam salah satu kota,
antara lain: kemajuan masyarakat kota, perluasan jaringan jalan dari satu kota
ke kota lain, dan kebutuhan timbal balik antara kota itu dari integrasi atau
pengaruh kota terhadap kota yang lainnya. Menurut Edward Ullman, ada
tiga faktor utama yang memengaruhi timbulnya interaksi antar wilayah.
a.
Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (Regional complementarity).
b.
Adanya kesempatan untuk berintervensi (Interventing opportunity).
c.
Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial transfer
ability).


Teori-Teori
Interaksi
A. Teori
Grafitasi
Teori
gravitasi dikemukakan oleh Sir Isaac Newton (1687) dalam hukum fisika.
Teori
gravitasi
berkaitan dengan hukum gaya tarik menarik antara dua buah benda. Kekuatan
tarik-menarik
besarnya berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda dan
berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Hukum
Newton diterapkan oleh W.J. Reilly (1929) untuk menghitung kekuatan
interaksi
antara dua wilayah dengan memperhitungkan jumlah penduduk tiap-tiap
wilayah
dan jarak antarkedua wilayah tersebut.

Contoh
Misal
ada tiga kota P, Q, R, jumlah penduduk P = 30.000 orang, kota Q = 10.000 orang,
kota
R = 20.000 orang. Jarak P ke Q adalah 100 km, jarak dari Q ke R adalah 50 km.
Hitunglah
besarnya kekuatan interaksi dari ketiga kota tersebut!
Rumus
Reilly dapat diterapkan jika:
1)
kondisi penduduk/tingkat ekonomi tiap-tiap wilayah relatif sama,
2)
kondisi alam/relief kedua wilayah relief sama,
3)
keadaan sarana dan prasarana transportasi kedua wilayah relatif sama.
B.
Teori Titik Henti
Teori
ini dimanfaatkan untuk memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan
wilayah-wilayah
perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukurannya. Dengan
teori
ini, dapat diperkirakan penempatan lokasi industri atau pelayanan-pelayanan
sosial
antara dua wilayah sehingga dapat dijangkau oleh penduduk kedua daerah
tersebut.

Contoh:
Ada
tiga kota P, Q, R, penduduk P sebesar 30.000 orang, penduduk Q sebesar 10.000
orang,
penduduk R sebesar 20.000 orang. Jarak P โ Q adalah 100 km, jarak Q โ R adalah
50
km. Tentukan lokasi titik henti antara P dan Q serta Q dan R!

C.
Teori Potensi Penduduk
Potensi
penduduk pada dasarnya menunjukkan kekuatan potensi aliran untuk tiap-tiap
tempat, artinya berapa besar kemungkinan penduduk suatu wilayah untuk mengadakan
migrasi dan berinteraksi dengan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Nilai potensi
penduduk suatu wilayah digambarkan dengan isoplet yaitu garis-garis khayal pada
peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki nilai potensi penduduk yang
sama. Peta potensi penduduk bermanfaat dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah.
D.
Teori Grafik
Faktor yang mendukung kekuatan interaksi antarwilayah di antaranya adalah transportasi. Kualitas sarana dan prasarana transportasi sangat memperlancar mobilitas barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain. Suatu wilayah dengan wilayah lain dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola-pola jaringan tertentu dalam ruang di muka bumi (spatial network system). K.J. Kansky merumuskan, untuk mengetahui kekuatan interaksi antarwilayah dilihat dari jaringan jalan dengan rumus indeks konektivitas.
Faktor yang mendukung kekuatan interaksi antarwilayah di antaranya adalah transportasi. Kualitas sarana dan prasarana transportasi sangat memperlancar mobilitas barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain. Suatu wilayah dengan wilayah lain dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola-pola jaringan tertentu dalam ruang di muka bumi (spatial network system). K.J. Kansky merumuskan, untuk mengetahui kekuatan interaksi antarwilayah dilihat dari jaringan jalan dengan rumus indeks konektivitas.

Zona
Interaksi Desa Kota
Wilayah
kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan, kekuatannya tergantung
pada
jarak ke pusat kota. Makin jauh dari kota makin lemah interaksinya.
Wilayah-wilayah
interaksi
tersebut membentuk lingkaran-lingkaran yang dimulai dari pusat kota sampai ke
wilayah
pedesaan. Menurut Bintarto, wilayah-wilayah zona interaksi adalah
sebagai
berikut.
a) City adalah sebagai pusat kota.
b) Suburban (subdaerah
perkotaan), yaitu suatu wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kota, dan
merupakan tempat tinggal para penglaju. Penglaju adalah penduduk
yang melakukan mobilitas harian (tanpa menginap) di kota.
c) Suburban fringe (jalur
tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang melingkari
d) suburban dan merupakan peralihan antara desa dan kota.
e) Urban fringe (jalur
tepi daerah perkotaan paling luar), yaitu suatu wilayah batas luar
kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali pusat kota.
f) Rural urban fringe (jalur
batas desa โ kota), yaitu suatu wilayah yang terletak antara
desa dan kota yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran
antara sektor
pertanian dan nonpertanian.
g) Rural, yaitu daerah pedesaan.

Pengaruh
Interaksi Desa Kota
Wujud
interaksi desa dan kota dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Pergerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya.
b.
Pergerakan gagasan dan informasi dari kota ke desa.
c.
Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah tersebut.
d.
Pergerakan manusia dalam bentuk rekreasi, urbanisasi, dan mobilitas penduduk.
Pengaruh
positif yang timbul dari interaksi desa โ kota adalah sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat karena telah didirikannya
sekolah dasar hingga sekolah menengah di pedesaan.
b. Lancarnya transportasi desa โ kota dapat meningkatkan komunikasi
dan pengiriman barang dari desa ke kota atau sebaliknya.
c. Masuknya teknologi tepat guna ke pedesaan di bidang pertanian
dan peternakan dapat meningkatkan aneka produksi sehingga pendapatan masyarakat
desa meningkat pula.
d. Masuknya para ahli ke pedesaan
bermanfaat dalam menciptakan berbagai peluang yang berinteraksi ekonomi.
e. Bantuan dari pemerintah dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas di bidang wiraswasta.
f. Pengetahuan masalah
kependudukan khususnya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) sudah
tersebar ke desa-desa.
g. Berkembangnya organisasi sosial dan koperasi desa guna
meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.
Selain
pengaruh positif di atas, interaksi desa โ kota dapat menimbulkan pengaruh
negatif.
a. Berkurangnya tenaga kerja produktif di desa karena penduduk desa
berusia muda bekerja di kota.
b. Menyempitnya lahan pertanian, hilangnya kawasan hijau, dan
berubahnya lahan desa.
c. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan
budaya atau tradisi desa cenderung mengganggu tata pergaulan dan seni budaya
desa.
d. Munculnya berbagai masalah sosial, seperti pengangguran,
tunasusila, tunawisma, dan kriminalitas.
e. Munculnya daerah kumuh (slum area)
e. Munculnya daerah kumuh (slum area)
Thanks๐
ReplyDelete