PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN
Penginderaan
jauh merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh
dengan menggunakan sensor.
Data yang
digunakan dalam penginderaan jauh dapat berbentuk hasil dari variasi daya
gelombang bunyi dan atau energi elektromagnetik. Sebagai contoh grafimeter
memperoleh data dari variasi daya tarik bumi (gravitasi), sonar pada sistem
navigasi memperoleh data dari gelombang bunyi dan maka kita memperoleh data
dari energi elektromagnetik. Data yang diperoleh itu dikelola dan akan
digunakan untuk kepentingan tertentu.
Salah satu
pemanfaatan penginderaan jauh tersebut adalah Sistem Informasi Geografi.
Citra yang diperoleh melalui penginderaan jauh merupakan data dasar atau input
yang selanjutnya diolah dan disajikan oleh Sistem Informasi Geografi. Posisi
data dari citra Penginderaan Jauh dapat dikoreksi kembali dalam Sistem
Informasi Geografi. Dengan demikian, integrasi antara data Penginderaan Jauh
dengan Sistem Informasi Geografi akan memperoleh informasi yang optimal sebagai
data pemanfaatan wilayah.
Sementara
itu, penggunaan lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya
dengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan
lahan tidak memiliki satu definisi yang benar – benar tepat di dalam
keseluruhan konteks yang berbeda. Sedangkan penutup lahan merupakan gambaran
kostruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan. Konstruksi tersebut
merupakan konstruksi yang tampak dari sebuah citra penginderaan jauh.
Pemetaan
penggunaan lahan dan penutup lahan sangat berhubungan dengan studi vegetasi,
tanaman pertanian dan tanah dari biosfer. Karena data penggunaan lahan dan
penutup lahan sangatlah penting untuk sebuah perencanaan. Lahan merupakan
material dasar dari suatu lingkungan, yang diartikan berkaitan dengan sejumlah
karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah, toporafi, hidrologi dan
biologi.
Manfaat
Penginderaan Jauh di Bidang Penggunaan Lahan
a. Pemetaan
Penggunaan Lahan
Inventarisasi
penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang
dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya.
Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil yang baik, tetapi lambat laun
hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya
dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah
satu bentuk yang potensial dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan
lahan.Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan
penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah.Contohnya penggunaan lahan
untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.
b. Penentuan
Arahan Lahan
Penentuan
batas-batas keserasian sumberdaya air merupakan salah satu aspek utama dalam
pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai bahan pertimbangan penyusunan
konsep tata ruang kawasan.Ketetapan penataan tata ruang didasarkan pada tiga
faktor yaitu lereng lapangan, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi dan
intensitas hujan harian wilayah yang bersangkutan.Masing-masing faktor
ditampilkan dalam tiap-tiap unit lahan untuk mendapatkan angka skor yang secara
makro dipergunakan untuk menetapkan arahan penggunaan lahan sebagai kawasan
lindung, kawasan penyangga, kawasan budidaya atau kawasan pemukiman.Aplikasi
GIS dapat menyajikan Peta Arahan Penggunaan Lahan yang dibuat dari komposit
Peta Kelerengan, Peta Jenis Tanah dan Peta Curah Hujan. Dari ketiga peta ini
dipilih masing-masing data atributnya yang akan digunakan sebagai dasar dalam
membuat peta baru (Peta Arahan).
c. Penggunaan
Lahan Pertanian
Dalam usaha
memelihara konsistensi penggunaan lahan sebagai areal pertanian maka diperlukan
suatu sistem monitoring yang mampu mengamati, menganalisa, menyajikan serta
membuat model-model keputusan sehingga aktifitas pertanian yang berkelanjutan
tetap terjaga. Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu teknologi
pendekatan terintegrasi yang dapat memodelkan masalah-masalah pertanian
kaitannya dengan usaha menjaga konsistensi penggunaan lahan (monitoring),
proteksi stabilitas lingkungan (analisis degradasi lahan dan identifikasi
sumber air) dan analisa keruangan (basis data spasial).
d. Penggunaan
Lahan Kehutanan
Bidang
kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan
pengambilan hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali,
pengelolaan dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya
hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan
terhadap bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu
dalam penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan
temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga
implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.
e. Penggunaan
Lahan Perkebunan
Manfaat dari
menggunakan RS dan teknologi GIS tergantung pada tingkat keberhasilan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah spasial.Secara umum, manfaat ini dapat
dibagi menjadi empat kategori seperti efisiensi ilmiah, teknologi, metodologi,
dan ekonomi. Efisiensi ilmiah penginderaan jauh data juga termasuk memperoleh
fakta-fakta baru untuk menguatkan dan klarifikasi sebelumnya dikenal
kuantitatif, data kualitatif yang dipelajari. Teknologi efisiensi berarti
peningkatan produktivitas kerja (terutama lapangan pekerjaan yang paling
mahal), membuat norma-norma untuk lapangan dan mempercepat proses pemetaan
kebun, mengurangi volume lapangan, memperpendek waktu yang diperlukan untuk
survei dan mengurangi jumlah karyawan yang terlibat monitoring kebun.
Berdasarkan manfaat dan aplikasi remote sensing dan GIS, sektor perkebunana
telah mengadopsi pendekatan ini untuk mempelajari kerugian yang disebabkan
faktor lingkungan karena berbagai alasan.Meskipun kebun menderita berbagai
kerugian penyebab utama adalah kerusakan berat akibat serangan Helopeltis.Jadi
dalam proyek ini inisiatif telah dilakukan untuk mempelajari kesehatan tanaman
perkebunan menggunakan analisis tekstur dan bagaimana kesehatan tenaman.
Dari
interpretasi citra satelit tersebut, dapat diketahui berbagai jenis penggunaan
lahan di Kecamatan Pedurungan. Penggunaan lahan paling besar adalah untuk
pemukiman. Penyebaran wilayah pemukiman terjadi pada Kecamatan Pedurungan
sebelah barat, dan wilayah sebelah timur banyak di gunakan sebagai daerah
industri, sawah, dan perkebunan, serta sebelah utara banyak ditumbuhi
pepohonan. Luasnya areal pemukiman dikarenakan di Kecamatan Pedurungan terdapat
areal pemukiman sehingga memiliki tingkat hunian yang tinggi. Selain itu,
karena merupakan salah satu bagian dari wilayah perkotaan, Kecamatan Pedurungan
tentu saja memiliki tingkat aksesibilitas dan konektivitas yang baik, sehingga
menarik minat untuk dijadikan wilayah pemukiman. Penggunaan lahan untuk pemukiman
ini diproyeksikan semakin meningkat karena sektor industri yang semakin
berkembang.
Sementara itu,
sektor industri dapat berkembang karena Kecamatan Pedurungan memiliki
aksesibilitas dan konektivitas yang baik sehingga memudahkan mobilitas barang
dan jasa. Meskipun penggunaan lahan untuk industri tidak terlalu luas, namun
dapat memberikan dampak yang besar, terutama dalam pembangunan di wilayah
Kecamatan Pedurungan. Adanya penggunaan lahan untuk persawahan lebih disebabkan
oleh adanya aliran sungai, sehingga memudahkan untuk sistem pengairan. Meskipun
sangat potensial dan produktif untuk sektor ini, namun areal persawahan
tidaklah luas karena tergusur oleh perluasan lahan untuk pemukiman dan
industri. Demikian halnya dengan perkebunan, juga semakin tergusur karena
perluasan lahan untuk pemukiman dan industri, meskipun sebenarnya lahan ini
mampu untuk produktif. Sedangkan adanya pepohonan/ hutan merupakan salah satu
bentuk pengelolan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dikarenakan Kecamatan
Pedurungan masih termasuk Kota Semarang, sehingga adanya pepohonan merupakan
kebutuhan untuk kegiatan rekreasi masyarakat setempat maupun untuk stabilitas
iklim mikro wilayah tersebut.
Pola
penggunaan lahan di atas muka bumi mencerminkan tingkat dan orientasi kehidupan
masyarakat di wilayah itu. Akan banyak sekali kebutuhan akan lahan di Kecamatan
Pedurungan, Kota Semarang. Yang rencannya kedepannya menjadi perluasan daerah
perekonomian Kota Semarang dan akan banyak sekali perubahan penggunaan lahan di
Kecamatan Pedurungan. Perubahan penggunaan lahan selain dampak dari perluasan
daerah perekonomian Kota Semarang juga karena perkembangan penduduk yang
semakin bertambah. Penambahan bangunan perekonomian, pemukiman, sarana dan
prasarana penunjang sangat diperlukan. Namun pembangunan tersebut harus tetap
memikirkan dampak lingkungan dari setiap perubahan penggunaan lahan.
sumber : referensigeography.blogspot.co.id/search/label/PETA
bermanfaat sih, sayangnya tidak bisa di copy sebagai bahan tugas.
ReplyDeletebisa kok bang
Deletebisa dicopy kok kakak.
ReplyDeleteManuk
ReplyDelete