SUNGAI


Air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian besar akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Aliran permukaan berkumpul dan mengalir ke daerah-daerah yang lebih rendah kemudian menuju ke parit, selokan, anak sungai, serta sungai. Sungai mengalir dengan kemiringan yang berbeda-beda. Di daerah hulu, sungai lebih curam, sedangkan di daerah hilir sungai datar dan lebih berkelok kelok.

Karakteristik Sungai

NO
HULU
TENGAH
HILIR
1


2



3

4



5
Daerah pegunungan


Terdapat mata Air



Arus Deras

Banyak di jumpai Bongkahan batu runcing

Adanya air terjun
Terjadi erosi Vertikal dan horizontal


Terdapat Meander



Arus sedang

Ditemukan batuan-batuan guling



Adanya danau tapal kuda
Dekat dengan laut


Terdapat Delta
(namun tidak semua muara memiliki delta)

Arus lambat

Sedimentasi



merupakan wilayah dataran banjir (flood plain)


Berdasarkan Struktur Lapisan Batuan yang Dilaluinya

1) Sungai Anteseden
Sungai ini dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya. Jadi, setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya. Contoh: Kali Madiun berhasil mengikis Pegunungan Kendeng (Jawa Timur), Sungai Oyo mengikis Plato Wonosari (Yogyakarta).

2) Sungai Epigenesa
Sungai ini secara terus-menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya. Contoh: Sungai Kolorado di Amerika Serikat.

Berdasarkan Arah Aliran yang Dilaluinya

1) Sungai Konsekuen
Sungai yang mengalirnya sesuai dengan kemiringan batuan daerah yang dilaluinya. Contoh: Sungai Indragiri menuruni Bukit Barisan di Riau.
2) Sungai Subsekuen
Sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen.
Contoh: Sungai Opak di Yogyakarta.
3) Sungai Obsekuen
Sungai yang mengalirnya berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan dan merupakan anak sungai subsekuen.
4) Sungai Resekuen
Sungai yang alirannya searah dengan sungai konsekuen dan merupakan anak sungai subsekuen.
5) Sungai Insekuen
Sungai yang arah alirannya tidak teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya.


Berdasarkan Keadaan Aliran Airnya

1) Sungai Periodik (Intermiten)
tipe sungai ini ada airnya saat musim hujan saja, yaitu sekitar bulan Oktober sampai dengan April. Sedangkan pada saat musim kemarau, yaitu sekitar bulan April sampai dengan Oktober, debit alirannya nol (sungai kering). Contoh: Sungai-sungai di Nusa Tenggara.

2) Sungai Episodik (Perenial)
tipe sungai episodik, aliran airnya selalu ada (debit tidak pernah nol), tetapi saat musim kemarau debit alirannya menurun. Contoh: Sungai Kapuas di Kalimantan Selatan.

Berdasarkan Sumber Airnya
1) Sungai hujan, sumber mata airnya berasal dari hujan. Sungai hujan banyak terdapat di Indonesia
2) Sungai gletser, airnya berasal dari salju yang mencair.
3) Sungai campuran, sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser.Contohnya Sungai Memberamo.

Berdasarkan Pola Alirannya

1) Pola Aliran Radial (Menjari)
Pola aliran ini berbentuk seperti jari, dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.


2) Pola Aliran Dendritik
Pola aliran ini tidak teratur, biasanya terdapat di daerah dataran atau daerah pantai.


3) Pola Aliran Trelis
Pola aliran sungai ini menyerupai sirip. Sungai semacam ini terdapat di daerah pegunungan lipatan.


4) Pola Aliran Rektanguler
Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku, pada daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.


5) Pola Aliran Anular

Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran ini terdapat di daerah dome stadium dewasa.


PopCasH

Popular posts from this blog

SUHU UDARA

Potensi Wisata Budaya Tradisional Sebagai Bentuk Ekonomi Kreatif

SUMBER DATA KEPENDUDUKAN